Menyatu Dengan Lingkungan Dan Masyarakat; Peserta Hadapi Halang Rintang Aksara Lontarak

Peserta Kemah Literasi Budaya Aksara Lontarak Membentuk Regu Menyusuri Pantai Tanggul Topejawa Mengikuti Halang Rintang Aksara Lontarak


Takalarterkini.com, - Mangarabombang, 6 Juli 2024. Pasca menyerap ilmu menulis aksara lontarak, istirahat, shalat, dan makan para peserta kemah literasi budaya aksara lontarak harus menghadapi agenda halang rintang pada pukul 14.15 dan berakhir pada pukul 16.35 WITA. Sebagai wujud dunia kepramukaan dan pelestarian aksara lontarak Makassar.


Sebanyak 6 regu dari gabungan 12 sekolah SMP dan SMA/SMK harus melewati 3 pos untuk bisa sampai di bumi perkemahan. 6 regu masing-masing terdiri dari 20 peserta dan setiap regu menggunakan nama salah satu situs atau objek budaya yang ada di Butta Panrannuangku (Kabupaten Takalar).


Pada proses pelepasan peserta halang rintang sosok Kepala SMP Al Fatih Parangmata Galesong itu menyampaikan bahwa "Halang rintang ini sebagai wujud dan nuansa dalam dunia Pramuka sebab sekarang kita berkemah, namun segala rintangan setiap pos adalah bentuk pelestarian aksara lontarak", ungkap Abdul Jalil.


Terpantau langsung oleh awak media para peserta halang rintang dilepas dengan berbekal selembar kertas yang menggambarkan rute perjalanan setiap pos dan password untuk memasuki setiap pos dan masing-masing pos memiliki halangan, rintangan yang terus mengalami tingkat kesulitan pada pos berikutnya.


Saat ditemui oleh awak media Ketua Panitia Pelaksana Kemah Literasi Budaya Aksara Lontarak Makassar Wilayah I, Asmin menyampaikan bahwa "Para peserta akan mengalami tingkat kesulitan pada tiap pos, dan regu dengan nama "Makam Lokmo' Daeng Takontu" misalnya yang dilepas harus menyebut password (KA GA NGA) di pos 1, (PA BA MA) di pos 2, dan (TA DA NA) di pos 3", tukas mantan Ketua OSIS SMAN 5 Takalar itu.


Selain itu tampak setiap penjaga pos berisikan 3-4 panitia pelaksana dan setiap pos berjarak sekitar 300-450 Meter, lebih lanjut sosok pria kelahiran 2004 itu menyampaikan bahwa "Kami simpan 3-4 panitia setiap pos, dan di pos 1 itu setiap regu harus mencari huruf aksara lontarak, di pos 2 menyusun huruf aksara lontarak menjadi kalimat, dan di pos terakhir (3) membuat puisi atau pidato dalam bahasa Makassar", beber mahasiswa FBS UNM itu.


Disisi lain salah seorang peserta yang tergabung dalam regu "Benteng Sanrobone" juga pimpinan regu dari SMP 2 Mangarabombang mengatakan bahwa "Halang rintang dengan metode yang baru kami lakukan, tapi ini seru dan menarik. Selain itu kami menikmati setiap rintangan setiap posnya sebab kami terus belajar lebih tinggi", ujar Asbi. AJM/RedTT.


Penulis: DB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Besar FBS UNM Asal Takalar, Launching Terjemahan Al-Qur'an Ke Dalam Bahasa Makassar

Ribuan Warga Padati Buka Puasa Bersama Di Kediaman Orang Tua Irwan Iskandar

Putra Galesong Raih Juara 1 Kepala SMP Inovatif Pada Apresiasi GTK Tingkat Sulsel Tahun 2023