Gelar Workshop Sastra Budaya Lisan; Panitia Hadirkan Pakar Sastra Lisan Makassar
Guru Besar (Prof Hj Kembong Daeng) dan Doktor Bidang Bahasa dan Sastra (Dr Azis Nojeng) FBS UNM Asal Takalar jadi Narasumber Workshop SABULI Takalar Tahun 2024 |
Takalarterkini.com, - Pattallassang, 3 Agustus 2024. Hari kedua acara Workshop Sastra Budaya Lisan Festival 2024. Para peserta telah datang dari seluruh penjuru wilayah Kab. Takalar pada pukul 7.45 wita.
Dinamika kelompok yang dibawakan oleh Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Pemuda Panrannuangku Peduli Film Seni Budaya dan Sejarah Indonesia, Zainuddin Detol menjadi sesi yang menyegarkan dan memanaskan semangat para peserta untuk menerima materi hari kedua. Panitia pelaksana mengundang pakar sastra lisan Makassar dari salah satu kampus terbaik di pulau Sulawesi.
Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar, Azis Nojeng selaku ketua Himpunan Pelestari Bahasa Daerah (HPBD) Sulawesi Selatan mengupas tuntas materi Pidato Bahasa Makassar dihadapan para peserta Workshop Sastra Budaya Lisan Festival dan didampingi oleh panitia Muh Nur Iman selaku moderator. Pidato merupakan seni berbicara untuk mempengaruhi cara berpikir pendengar.
"Pidato umumnya berlangsung sekitar 7-10 menit yang telah memuat pendahuluan, isi, kesimpulan, penutup", ungkap Doktor Bidang Bahasa dan Sastra itu.
Pasca istirahat, shalat, dan makan pada pukul 13.10 wita, para peserta telah berantusias menyambut materi yang akan dikupas tuntas oleh sosok guru besar Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar, sekaligus putri terbaik Butta Panrannuangku (Kabupaten Takalar) dari tanah Polongbangkeng, Kembong Daeng.
Terpantau sosok Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNM itu diamanahkan oleh panitia untuk membawakan materi "Pakkiok Bunting" (Sastra Lisan Makassar pada penyambutan mempelai pria pra-akad dalam adat istiadat pernikahan suku Makassar).
Pakkiok (pemanggil) sementara Bunting (pengantin) menjadi tradisi sastra lisan Makassar yang bisa digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat Makassar bagi yang berkenan. Pakkiok Bunting merupakan untaian syair-syair harapan dan doa penuh makna yang disampaikan penuturnya kepada calon pengantin dalam menatap janji suci dan bahtera rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari dihari esok.
"Anak-anakku semua perlu menyadari bahwa Pakkiok Bunting ini mengandung banyak suku kata klasik dalam Bahasa Makassar yang maknanya begitu halus dan baik", ucap Kembong Daeng.
"Bahasa Makassar menjadi bahasa yang perlu kita banggakan sebagai orang Makassar, sebab 1 kata dalam bahasa Makassar bisa diubah keragaman dan maknanya", tambahnya.
Diakhir sesi ini sosok Wakil Ketua Umum Perkumpulan Pemuda Panrannuangku Peduli Film Seni Budaya dan Sejarah Indonesia, sekaligus Ketua Pelaksana Workshop Sastra Budaya Lisan Festival 2024 yang merangkap sebagai moderator menyampaikan bahwa "Kegiatan ini menjadi wadah belajar bagi teman-teman semua guna lebih tahu dan mempelajari lebih dalam sastra dan tutur lisan Makassar, sebagai regenerasi yang diharapkan mampu menjadi pelestari bahasa Makassar dalam kehidupan sehari-hari sampai dunia tak berpenghuni", tukas Asmin. AJM/RedTT
Penulis: AnDa
Komentar
Posting Komentar